| |
| Brastagi adalah tujuan wisata utama di Tanah Karo yang terletak di ketinggian sekitar 4.594 kaki dari permukaan laut dan dikelilingi barisan gunung-gunung, memiliki udara yang sejuk dari hamparan perladangan pertaniannya yang indah, luas, hijau. Brastagi merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki fasilitas lengkap di Tanah Karo, seperti hotel berbintang, restoran, golf dan lain-lain sampai kepada hotel yang tarifnya relatif dapat terjangkau. Brastagi juga dikenal dengan julukan kota “Markisa & Jeruk Manis”. |
Dari kota “Markisa & Jeruk Manis” Brastagi, para pengunjung akan menikmati pemandangan yang indah ke arah pegunungan yang masih aktif, yaitu gunung Sibayak dan gunung Sinabung.Untuk mendaki gunung Sibayak diperlukan waktu lebih kurang 3 jam perjalanan dan kita bisa menikmati pemandangan yang indah di pegunungan tersebut atau perlu waktu 3 sampai 4 jam perjalanan di hutan untuk melihat kekayaan alam di dalamnya baik flora maupun fauna di sekitar hutan tersebut. |
|
Selain buah-buahan, Brastagi juga terkenal sebagai penghasil berbagai jenis sayur-sayuran, buah-buahan dan bunga-bunga. Di kota Brastagi dilaksanakan beberapa peristiwa pariwisata antara lain “Pesta Bunga & Buah” dan festival kebudayaan “Pesta Mejuah-juah” yang diadakan setiap tahun. Tanah Karo juga memiliki tradisi yang telah turun temurun dilakukan yaitu “Kerja Tahun” yang diselenggarakan setiap tahun oleh orang-orang Karo yang tinggal di daerah tersebut ataupun yang sudah merantau datang kembali ke perkampungan yang memiliki hubungan keluarga untuk saling berkunjung dan bersilaturahmi. | |
![]() |
|
| |
|
Rabu, 16 September 2009
Selasa, 01 September 2009
Lagi, Produk Budaya Indonesia Diklaim Malaysia |
BERITAJITU.com -- Malaysia kembali membuat gerah bangsa Indonesia. Setelah Lagu Rasa Sayange diklaim merupakan budaya Malaysia, sekarang tari pendet menyusul daftar panjang masalah ini. Hal ini terlihat dalam iklan pariwisata Malaysia yang baru.
Tari pendet merupakan tarian khas tradisional masyarakat Bali. Tari Pendet dulunya merupakan tarian pemujaan yang banyak dibawakan di pura.Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius.
Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, kaum wanita dan gadis desa.
Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakkan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakkan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.
Tarian ini sekarang diakui sebagai hasil budaya Malaysia. Daftar panjang masalah budaya itu sudah dimulai sejak dulu untuk pertama kali Malaysia mengklaim batik kemudian disusul dengan produk budaya yang lain. Sebut saja keris, angklung, reog ponorogo, Lagu Rasa Sayange sudah lebih dulu masuk dalam daftar budaya Malaysia.
Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik pernah mengatakan akan mendata semua produk budaya Indonesia dan akan mendaftarkannya.
Sekarang seluruh masyarakat dan komunitas budaya menunggu penanganan masalah ini dari pemerintah.